Langsung ke konten utama

2001

Haiii... perkenalkan aku. Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Tapi kami bertiga tidak bersama, sekarang aku hanya bersama adik ku yang pertama, adik kedua ku tinggal berbeda dengan kami. Upss....soal cerita adik kedua ku bakal q cerita inn di blog ku selanjutnya yaa :)

Kedua orang tua ku pertama bertemu di Jakarta, saat ayah ku dan ibu ku kerja ditempat yang sama. Ayah ku orang asli Jawa Tengah tepatnya di Kota Wonogiri, selesai sekolah SLTA ayah merantau ke Jakarta. Ibu ku adalah orang asli Jawa Barat di Kota Sukabumi, sayangnya ibu ku tidak tamat SD. 

Ibuku pernah bercerita kepada ku, bahwa dia tidak bisa tamat sekolah karena keadaan orang tua nya yang berpisah untuk memilih hidup masing-masing. Dan ibuku hidup berpisah dengan ibu kandung ibuku, karena ibuku tinggal bersama ayahnya di Bogor. Dari situ lah ibuku mulai tidak bisa bersekolah karen, ibu dan ayahnya ibuku pindah tempat tinggal terus menerus, entah karena apa aku kurang tau.

Setau ku terakhir itu, ibu ternyata dirawat oleh saudara dari ayahnya ibu....yang sering dipanggil Umii dengan ibuku. Sejak kecil ibuku mengetahui bahwa Umi itu ibu kandungnya tapi kenyataan berkata berbeda, kalau Umi itu hanya ibu angkatnya. Aku sangat bersyukur karena ibu memiliki ibu kandung yang sangat menyayangi ibuku. Tapi sayang nya karena Umi kerja berpindah pindah tempat terus mengakibatkan ibuku tidak bisa tamat sekolah, mau gimana lagi kalau keadaan kebutuhan lahh yang harus dipenuhi sehari-hari. 

Pernah ibuku tidak ikut Umi kerja di luar tempat daerah ibuku tinggal, ibuku ikut dengan saudara Umi yang rumah nya deket dengan rumah Umi. Umi menitipkan ibuku karena ibu harus sekolah. Saat tinggal di rumah saudara Umi tidak semudah yang dibayangkan hanya menumpang tidur makan dan sekolah.

Saudara Umi memiliki banyak anak, setiap sebelum ibu berangkat sekolah ibu harus membatu saudara Umi untuk beberes rumah dan mesak. Tugas ibu sebelum ke sekolah adalah menyapu halaman dan membersihkan rumah, itu tugas pokok setiap hari ibuku sebelum ke sekolah.

Setiap hari ibuku selalu hampir terlambat ke sekolah karena harus mengerjakan tugas tersebut. Yang membuat ku kagum ibu tetap semangat untuk ke sekolah:(

Lambat lalu,...ibuku main ke teman ibu yang rumah nya tidak jauh dari rumah ibuku. Disitu banyak anak-anak dan ibu-ibu yang sedang berkumpul berbincang, disaat itulah ibu baru tau kalau yang selama ini yang ia panggil dengan sebutan Umi itu, bukan ibu kandungnya. Syokk pasti saat itu ibu. Ibu langsung lari pulang untuk menanyakan kebenaran yang ia ketahui dari tetangganya itu. Dan ternyata pada saat itu Umi pulang, ibu langsung kembali ke rumah Umi. Ibu tanya kepada Umi soal kebenaran itu sambil menangis tersedu-sedu, Umi menjawab apa yang ditanyakan ibu. Sulit mungkin tapi mau gimana lagi, suatu saat juga ibu pasti tau juga lalu dia bukan ibu kandungnya. Saat itu ibu meminta Umi untuk mempertemukan dirinya dengan Ibu kandungan.

Ke esokkannya, ibu berangkat ke daerah tempat ibu kandung ibuku tinggal. Daerah nya ternyata sangat jauh dari kota, tepatnya ada di desa tengah-tengah hutan karet. Perjalanan menuju desa tersebut tidak bisa dengan kendaraan, harus jalan kaki sekitar seharian. Karena jalan dan akses kendaraan yang tidak ada. 

Sesampainya, ibu bertemu langsung dengan ibu kandungnya untuk yang pertama dan terakhir kalinya:( Dari saat itu, ibuku tidak tau lagi keadaan ibu kandungnya, karena terputusnya komunikasi. Karena jaman dulu yang mempunyai handphone jaya orang- orang yang memiliki banyak uang saja yang punya, yaa...bisa dibilang handphone Nokia jadul masih sangat mahal.

Umi pulang hanya satu minggu liburnya, dan Umi harus kembali lagi ke Jakarta. Saat itu ibu tidak mau kalau ibu tinggal di rumah saudara Umi. Pada akhirnya karena Umi mendapatkan tempat kerja berpindah- pindah, ibu juga sudah capek karena harus berganti sekolah berulang kali. Ibu memutuskan untuk tidak lagi sekolah karena hal tersebut.

Setelah ibu tidak lagi sekolah, ibu juga ikut berkerja bersama Umi. Lama kelamaan ibu terbiasa untuk berkerja. Karena Ibu dan Umi sibuk berkerja diluar Kota, tidak tau keadaan di rumah. Ternyata dirumah banyak sekali masalah karena masalah keekonomian. Saudara Umi berseteru tentang warisan dan sebagainya, dan pada akhirnya terjadilah keributan antara kedua pihak keluarga Umi. Umi dan ibu memutuskan kembali ke rumah, untuk berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Pada akhirnya semua, peninggalan orang tua dulu sudah habis dijual tidak ada yang tersisa sama sekali. Bahkan rumah yang ditempati Umi, itu menjadi bahan rebutan.

Dari situ lah ibu muak melihat mendengar merasakan semu yang terjadi seketika itu. Ibu membuat keputusan untuk berangkat kerja ke luar negeri di Saudi Arabia tanpa sepengetahuan Umi sekeluarga. 

Setelah itu ibu berangkat ke tempat untuk pemberangkatan ke Saudi Arabia, tapi ibu berpamitan untuk berangkat kerja tanpa bilang mau berangkat kerja ke Saudi Arabia.

Setelah masuk ke tempat pemberangkatan ke Saudi Arabia, seming kemudian langsung berangkat ke Saudi Arabia.

Setelah sampai ibu tidak tau sama sekali tentang orang sana. Dan yang paling mengejutkan di Arab, air yang digunakan untuk mencuci terutama cuci piring menggunakan air laut dan sabun nya menggunakan deterjen dan pemutih pakaian, karena orang Arab piring gelas semua nya mengandung minyak dan lemak yang banyak. Padahal ibu alergi dengan deterjen ditambah lagi menggunakan air lau yang asin, itu membuat tangan ibuku alergi nya muncul.

Alhamdulillah nya ibu di sana mendapatkan majikan yang sayang dengan nya juga tidak seperti berita yang tersebar di Indonesia, kalau TKI atau TKW banyak yang disiksa oleh majikannya. Setelah beberapa bulan Umi mengetahui kalo ibu berangkat kerja ke Arah, itu membuat Umi syokk .. karena saat itu ibu sebenernya masih dibawah umur yatu masih umur 13 tahun. Ibu bisa berangkat ke Arab dengan cara menembak KTP, itu jaman dulu yaaa ,... 

Berjalan beberapa bulan kemudian, bulan ke 6 mulai tidak betah dengan kerjaannya, ibu akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Pulang ke Indonesia ibu bersama orang-orang Indonesia yang juga berkerja di Arab. Salah satu teman ibu itu ternyata ada yang disiksa abis abisan dengan majikan nya, katanya dia sudah berulangkali mencoba kabur tapi gagal terus menerus., dan pada akhirnya bisa lolos setelah kabur ke kedutaan Indonesia. Disitu teman ibuku itu sama sekali tidak punya apa-apa, dia hanya membawa dirinya sendiri. Ibuku dan teman ibuku yang lain memutuskan untuk menyumbangkan uangnya sebagian ke teman ibuku yang terkena musibah untuk pulang ke kampung halamannya.

Satu hal yang aku ingat saat ibuku cerita tentang perjalanan ke luar negeri pertanyaan, "KALAU KITA NIATNYA BAIK PASTI ADA HASIL BAIKNYA" 


Ibu pulang ke rumah Umi, Alhamdulillah ibu bisa memberikan apa yang diinginkan Umi. Ibu membelikan rumah untuk Umi, ibu membeli dua rumah satu untuk Umi dan satunya lagi untuk ibuku sendiri. 

Setelah beberapa bulan, entah kenapa ibu ingin pergi lagi ke luar negeri, tapi Umi tidak mengijinkan ibu untuk berangkat lagi. Dan akhirnya ibu memutuskan untuk pergi ke Jakarta berkerja jadi ART. Ditempat majikan baru ibulah, awal pertemuan ibu dan ayah. 

Ayah disitu berkerja untuk merenovasi rumah majikan ibu, saat itu lah ayah mulai menyukai ibu. Yang aku tau ayah memberi ibu surat:) dari situ lah awal dari semu perjalanan orang tua ku dimulai. Perjalanan yang begitu banyak kerikil bahkan batu besar yang menghadang ditengah jalan kehidupan keluarga ku. 

Setelah kenal beberapa bulan, ayah dan ibu ku memutuskan untuk menikah tahun 2000 di Sukabumi kampung ibuku. Disaat pernikahan tersebut ayah hanya didampingi oleh paman ayahku. Orang tua ayah ku tidak hadir. 

Ayah dan ibu ku tinggal di rumah yang ibu beli, hasil kerja ibu di Arab. Tapi ayah ku harus bolak-balik Jakarta Sukabumi karena ayah masih bekerja di Jakarta. Ayah pulang seminggu sekali atau dua minggu sekali. Dan ibu tidak lagi berkerja, ayah tidak mengijinkan ibu untuk berkerja kembali. Setiap ayah kembali, ayah pasti mengajak ibu jalan- jalan ke beberapa tempat. Setiap apa yang diinginkan ibu pasti ayah penuhi semua.

Tahun 2001 bulan Juni tanggal 2, itu tanggal lahir ku. Aku lahir di Sukabumi. Kelahiran menambah kebahagiaan itu, masa kecil ku sangat dimanjakan oleh ayah dan ibu. Yang paling lucu saat ibu ku bercerita, saat aku berumur dua hari aku minta makan, dan taukah kalian aku makan pisang dua biji :). Saat ayah mengetahui aku suka makan, ayah pulang dan membawakan aku satu tundun pisang, hal itu sepontan membuat orang-orang dan saudara ku tertawa. Aku bayi umur baru hari sudah di belikan pisang sebanyak itu, seperti orang mau ada acara kondangan. Yaa...itu semua ungkapan kebahagiaan ayah ku karena aku sudah minta makan. Hal tersebut berjalan terus, setiap ayah ku pulang pasti ayah membawakan aku makanan seperti buah-buahan, biskuit, makanan bayi dan banyak lahh.

Umur beberapa bulan aku, ayah mendapatkan telepon dari kampung ayah. Ternyata ayah disuruh balik ke kampung, katanya orang tua ayah sedang sakit. Tanpa pikir panjang ayah langsung bergegas beberes, tapi entah kenapa ayah mau pulang ke kampung kok juga mengemas i alat masak juga. Ibu bertanya kepada ayah tapi ayah tidak bisa menjawab, ayah juga bingung dengan semua nya. Yaa mungkin ayah kepikiran dengan orang tuanya yang sakit, ibu memahami seperti itu.

Keesokan harinya aku dan ayah ibu berangkat ke kampung ayah di Wonogiri Jawa Tengah. Perjalanan ke Wonogiri saat itu lumayan lama bisa sampai satu harian full karena akses jalan macet ditambah jauh. 

Sesampainya di kampung ayah dan ibu kaget dengan semua hal kebohongan yang diucapkan ditelepon waktu itu. Ternyata orang tua ayah tidak sakit sama sekali, disitu ayah dan ibu kecewa. Kenapa harus berbohong. Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata kebohongan itu biar ayah mau pulang dan tinggal di kampung ayah, untuk menjaga orang tuanya karena adek ayah mau merantau ke Jakarta. Rasa kesal pasti ada, tapi ayah orang yang tidak bisa menampakkan kekesalan nya itu, ia memilih untuk diam.

Pada akhirnya, ayah dan ibu tinggal dirumah orang tua ayah, karena belum punya rumah sendiri.


Komentar